Karawang, Lintaskarawang.com – 16 Oktober 2025 Gelombang kemarahan publik kembali mengguncang ruang sosial Karawang. Setelah munculnya pernyataan melecehkan dari oknum HRD PT FCC Indonesia bernama Oktav, kini jagat maya dihebohkan lagi dengan dugaan aliran dana Rp150 juta yang disebut-sebut terkait kasus internal perusahaan tersebut. Laporan yang mandek dan tak jelas ujungnya itu memantik kritik keras terhadap kinerja Polres Karawang, yang dinilai lamban dan terkesan “tutup mata”.
Kronologi panas ini bermula dari forum audiensi antara PT FCC Indonesia dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Karawang, Rabu (23/7/2025). Dalam pertemuan itu, Oktav diduga melontarkan pernyataan merendahkan warga Karawang dengan kalimat, “orang Karawang selalu diajarin tidak pintar-pintar”. Ucapan yang seolah menuding kebodohan masyarakat lokal itu menyulut kemarahan luar biasa.
Potongan video ucapan Oktav menyebar cepat di media sosial, disertai kecaman tajam dari publik. Meski Oktav beralasan bahwa ucapannya disalahpahami, publik menilai dalih tersebut hanya bentuk pembelaan diri. Warga menuding bahwa komentar itu mencerminkan mental arogansi dan diskriminasi di lingkungan perusahaan yang berdiri di tanah Karawang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemarahan publik semakin memuncak setelah beredar narasi baru di berbagai platform digital. Salah satu postingan populer menulis dengan nada sinis, “Kirain sinetronnya sudah tamat, ternyata ada episode baru nih. Ikur nobar ges…” Sebuah sindiran keras terhadap drama panjang di tubuh PT FCC Indonesia.
Lebih dari itu, mencuat dugaan adanya aliran dana Rp150 juta dalam kasus yang menyeret salah satu manajer PT FCC. Warganet menilai penanganan kasus itu oleh aparat hukum terkesan mandek dan tidak transparan. Tagar #FCCKarawang sempat ramai dibicarakan, dengan ratusan komentar yang menuntut kejelasan proses hukum dan akuntabilitas pihak berwenang.
Akun bernama Brozol Adiat menulis pedas, “Kalau bahas uang pegoh mah leutik, sebut saja penerimanya! FCC harus transparan jika benar ada yang kokobok bari mungkus kuah. Gambarnya tidak berbobot, aya raja euy.”
Sementara akun Fakhri Shibyan Abdau menambahkan, “Kalau dugaan ini benar, sungguh biadab oknum tersebut! Dalih membela harga diri pribumi malah jadi ajang pamulangan!”
Di tengah perdebatan sengit, muncul juga suara satire dari warga lokal. Akun Mang Adeng menulis, “Sekarang si Oktav bisa bernapas lega dan bisa karokean lagi,” seolah menyindir bahwa kasus ini akan berakhir tanpa kejelasan seperti banyak kasus lain yang hanya menjadi “lenong” belaka di dunia industri Karawang.
Publik kini menuntut Disnaker Karawang dan manajemen PT FCC Indonesia untuk segera memberikan klarifikasi terbuka, serta mendesak Polres Karawang agar menuntaskan laporan dugaan aliran dana Rp150 juta tanpa pandang bulu. Kegagalan aparat dalam menegakkan hukum, menurut warga, akan semakin memperburuk citra penegakan keadilan di daerah industri terbesar di Jawa Barat itu.
“Kalau aparat diam, masyarakat bisa kehilangan kepercayaan. Karawang bukan tempat main-main, ini tanah para pekerja keras, bukan tontonan bagi orang yang merasa lebih pintar!” — tulis seorang netizen lain yang komentarnya viral di media sosial.
Kasus ini kini menjadi ujian moral dan integritas bagi aparat penegak hukum serta pemerintah daerah Karawang. Publik menanti: apakah keadilan benar-benar ditegakkan, atau hanya akan berakhir sebagai episode sinetron baru yang berulang setiap kali rakyat menuntut kebenaran. (LK)

















