Karawang, Lintaskarawang.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Karawang tengah menjadi sorotan setelah mencuatnya isu mengenai permintaan tanggung renteng kepada para pegawai untuk mengembalikan gaji mereka. Langkah ini diduga terkait dengan temuan aparat penegak hukum (APH) mengenai keuangan KONI yang harus dikembalikan ke negara.
Menurut informasi yang dihimpun, pemeriksaan oleh APH menyoroti adanya potensi penyimpangan dalam pengelolaan anggaran KONI. Hal ini memicu berbagai reaksi, baik dari internal organisasi maupun para pemangku kepentingan olahraga di Karawang.
Salah satu bentuk kekecewaan yang mencuat adalah aksi penggembokan kantor KONI oleh beberapa cabang olahraga (cabor). Aksi ini dianggap sebagai simbol protes terhadap kondisi yang dinilai merugikan perkembangan olahraga di Karawang.
Seorang pengurus cabor yang enggan disebutkan namanya menyampaikan, “Kami kecewa dengan situasi ini. Bukannya mendukung pengembangan prestasi, malah muncul masalah yang membebani semua pihak.” Kamis (12/12/2024).
Isu ini juga menjadi perhatian masyarakat dan pemerhati olahraga di Karawang. Mereka mendesak agar dilakukan pembenahan menyeluruh dalam tubuh KONI, baik dari segi manajemen maupun transparansi pengelolaan keuangan.
“KONI Karawang harus segera berbenah. Jangan sampai persoalan ini menghambat semangat para atlet yang ingin membawa nama daerah ke kancah nasional maupun internasional,” ujar seorang aktivis Kang Wahab yang akrab disapa Lurah totoang.
Di tengah polemik ini, pihak KONI Karawang belum memberikan keterangan resmi terkait permasalahan yang mencuat. Namun, masyarakat berharap ada upaya serius untuk menyelesaikan persoalan ini agar kepercayaan terhadap KONI dapat dipulihkan.
Sebagai lembaga yang menaungi olahraga daerah, KONI Karawang diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam memajukan prestasi olahraga tanpa terjerat persoalan internal yang dapat merugikan semua pihak.
“Prestasi olahraga adalah tanggung jawab bersama, namun transparansi dan tata kelola yang baik adalah pondasi utama yang tidak boleh diabaikan,” tutupnya. (Red)