Karawang, lintaskarawang.com – Chef Bulmer, memberikan pandangannya terkait kontroversi tumpeng dalam perayaan Milad Kabupaten Karawang ke-391. Sebagai pencinta kuliner dan jebolan sekolah perhotelan, Ia memiliki pengalaman lima tahun dalam bisnis catering, termasuk melayani klien besar seperti Mako Brimob. Menurutnya, mengelola ribuan tumpeng bukanlah tugas yang mudah, apalagi dalam kondisi penyajian di area terbuka.
“Kembali ke persoalan tumpeng, sederhana saja jawaban saya. Mengelola ribuan pesanan tumpeng itu sangat sulit apabila berkaitan dengan jarak waktu penyajian yang cukup lama dan dipajang di area terbuka, kepanasan dan kena angin,” ujar Chef Bulmer. Minggu (15/9/2024).
Ia menekankan bahwa dalam kondisi seperti ini, basi adalah risiko yang tidak bisa dihindari. Penyajian di lapangan terbuka, demi semangat membentuk Peta Karawang, menjadi tantangan tersendiri.
“Basi, suatu hal yang tidak bisa dihindari karena posisi penyajian terpaksa disusun di tengah lapang demi membentuk Peta Karawang di lapangan Pemda. Jika saya di posisi seperti itu, tentunya hanya bisa berdoa supaya jangan sampai basi. Tapi ketika basi, ya harus dibuang, karena kalau dipaksakan dibagikan, sama saja menghina orang yang kita beri,” jelasnya.
Namun, Chef Bulmer juga melihat sisi positif dari peristiwa ini. Menurutnya, yang patut diapresiasi adalah penghargaan yang diraih Karawang sebagai penyaji tumpeng terbanyak dan tercatat dalam rekor Muri, sebuah prestasi yang membanggakan.
“Alhamdulillah, dalam kejadian ini, Karawang mendapat penghargaan sebagai tumpeng terbanyak di dunia. Jadi sebelum menilai buruknya, nilai dulu kebaikannya,” tutupnya.
(Red)