Karawang, Lintaskarawang.com – Isu dugaan pembuangan sampah medis sembarangan yang melibatkan Rumah Sakit Bayukarta menjadi sorotan publik dan ramai diperbincangkan di media sosial hingga masuk ke pemberitaan televisi nasional. Terkait hal itu, Aktivis Karawang, Nurdin Syam atau yang akrab disapa Mr. KiM, angkat bicara dan menyampaikan keprihatinannya, pada Selasa (15/4/2025).
Menurut Mr. KiM, RS Bayukarta adalah rumah sakit swasta yang sudah berdiri sejak tahun 1980-an dan berada di pusat kota Karawang. Ia menyatakan bahwa dirinya mengenal rumah sakit tersebut sejak masa kecil karena lokasinya berada satu lingkungan dengan tempat tinggalnya.
“RS Bayukarta sudah ada sejak saya masih anak-anak. Letaknya tidak jauh dari rumah saya, masih satu kelurahan. Sejak dulu rumah sakit ini dikenal memberikan pelayanan yang baik,” ungkap Mr. KiM.
Ia menambahkan bahwa para petugas medis di RS Bayukarta sigap dan tidak mempersulit warga yang membutuhkan pertolongan. “Siapa pun yang datang pasti langsung ditangani terlebih dahulu tanpa diminta membereskan administrasi di depan. Ini yang saya alami sendiri, juga kerabat saya,” jelasnya.
Menanggapi pemberitaan soal dugaan pelanggaran pengelolaan sampah medis, Mr. KiM menyatakan dirinya prihatin dan berharap masalah ini bisa diselesaikan tanpa merugikan keberlangsungan rumah sakit tersebut.
“Saya bukan humas RS Bayukarta dan tidak punya hubungan bisnis apa pun. Tapi saya ikut prihatin. Harapan saya, masalah ini bisa diselesaikan secara baik, tanpa harus menjatuhkan sanksi berat seperti pencabutan izin usaha,” tegasnya.
Ia menilai, selama puluhan tahun berdiri, RS Bayukarta tidak pernah tersandung masalah serupa. “Baru kali ini kita dengar kasus pembuangan limbah medis. Saya yakin ini bukan kesengajaan. Kemungkinan besar ada kelalaian petugas pengangkut sampah yang tidak cermat dalam memilah,” ujarnya.
Mr. KiM mengajak semua pihak untuk tidak buru-buru menghakimi dan tetap memberi ruang bagi rumah sakit untuk memperbaiki jika memang ada kekeliruan. “Manusia tidak luput dari kesalahan dan khilaf. Yang penting ada itikad baik untuk memperbaiki,” pungkasnya. (LK)