Karawang, lintaskarawang.com – Pipik Taufik Ismail memberikan klarifikasi terkait kontroversi nasi tumpeng yang disajikan dalam perayaan ulang tahun Kabupaten Karawang ke-391 pada 14 September 2024.
Kontroversi ini bermula dari adanya narasi yang beredar di media sosial, yang menyebutkan bahwa nasi tumpeng tersebut tidak dibagikan dengan benar kepada masyarakat dan diduga terbuang percuma. Namun, Pipik Taufik Ismail dengan tegas membantah tudingan tersebut.
“Narasi yang beredar salah kaprah. Faktanya, semua tumpeng dibagikan secara gratis kepada warga, dan tumpeng tersebut merupakan hasil kontribusi dari berbagai pihak, termasuk perusahaan dan individu yang ingin berpartisipasi dalam acara ini,” jelas Ismail.
Ia menambahkan bahwa tumpeng yang disajikan juga menjadi bagian dari upaya pemecahan rekor MURI, sebagai bentuk partisipasi masyarakat Karawang dalam acara yang bersifat budaya dan simbolis.
Pipik Taufik Ismail juga menekankan bahwa acara tersebut bukan hanya sekadar pemecahan rekor, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.
“Tumpeng merupakan simbol budaya dan kuliner Indonesia, terutama di pulau Jawa. Pemilihan tumpeng dalam perayaan ulang tahun Karawang ini adalah bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya kita,” ujarnya.
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa selain berusaha memecahkan rekor, tujuan utama dari acara ini adalah untuk memperkenalkan nilai-nilai kuliner Indonesia kepada dunia.
“Tumpeng yang diatur menyerupai Peta Karawang menjadi representasi dari kekayaan kuliner dan budaya yang ingin kita tunjukkan ke panggung internasional,” ungkap Ismail.
Menutup pernyataannya, Pipik Taufik Ismail mengajak masyarakat untuk menyikapi perayaan ulang tahun Karawang ini dengan pikiran positif.
“Kritik tentu boleh, tapi alangkah baiknya jika kita juga memahami konteks dan tujuan dari acara ini. Mari kita doakan agar Karawang terus berkembang dan maju di masa depan,” pungkasnya. (Red)