Karawang, Lintaskarawang.com – Anggota DPRD dan para pejabat dinas, bahkan hingga level fungsional, diingatkan agar bersikap terbuka dan positif terhadap kritik yang datang dari siapapun. Kritik, terutama yang bersifat membangun untuk kepentingan masyarakat Karawang, bukanlah serangan, melainkan masukan berharga yang seharusnya dijadikan acuan untuk memperbaiki kinerja.
Kritik sejatinya adalah vitamin yang menjaga agar pejabat tetap sehat dalam menjalankan tugasnya. Melalui kritik, jalannya pemerintahan dapat lebih terarah dan berpihak pada rakyat, bukan hanya pada kepentingan kelompok tertentu.
Namun kenyataannya, sebagian pejabat justru kerap merasa diri paling benar. Mereka terkesan enggan menerima masukan, seolah semua pihak harus mengikuti kehendaknya. Sikap semacam ini dinilai berbahaya karena berpotensi menjerumuskan roda pemerintahan pada kesesatan dan penyalahgunaan wewenang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak jarang, pejabat yang menutup telinga dari kritik justru berakhir dengan kasus hukum. Dari dugaan penyalahgunaan anggaran, praktik korupsi, hingga penyalahgunaan jabatan, semuanya bisa menyeret seorang pejabat ke balik jeruji besi.
Oleh karena itu, wakil rakyat maupun birokrat Karawang didorong untuk menjadikan kritik sebagai cermin. Dari sanalah kelemahan bisa terlihat dan perbaikan bisa dilakukan. Menolak kritik sama saja dengan menolak kebenaran, yang pada akhirnya hanya akan merugikan masyarakat.
Penguatan sikap terbuka terhadap kritik juga penting demi menjaga akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Kritik yang dikelola dengan bijak dapat menjadi motor penggerak terciptanya transparansi, integritas, serta pelayanan publik yang lebih optimal di Karawang.
“Pejabat yang marah saat dikritik, itu seperti anak kecil yang ngambek. Karawang butuh pemimpin dewasa, bukan pejabat baperan,” sindir seorang Aktivis lokal yang akrab disapa Lurah Totoang, pada Jum’at (28/8/2025).
(LK)