Karawang, Lintaskarawang.com – Sebuah video bernada propaganda yang beredar di media sosial tengah menjadi sorotan. Video tersebut diduga menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan memuat narasi yang menyerang secara pribadi seorang aktivis vokal di bidang ketenagakerjaan di Karawang.
Tak hanya berupaya melemahkan karakter, video itu juga menyeret masa lalu sang aktivis yang disebut sebagai bentuk serangan personal. “Entah siapa yang membuat. Yang jelas, ini seperti bentuk kepanikan dari pihak-pihak yang merasa kepentingannya mulai terusik,” ujar Nurdin Syam, yang akrab disapa Mr. KiM, dengan nada santai namun penuh makna, Selasa (29/7/2025).
Ia menduga, keberaniannya dalam menyuarakan permasalahan ketenagakerjaan membuat sejumlah pihak merasa gerah atau dalam istilah Sundanya, hareudang. Terutama mereka yang diduga terlibat dalam praktik percaloan dan manipulasi rekrutmen tenaga kerja di sektor industri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau bicara dunia kerja, pasti banyak yang terusik. Selain oknum HRD yang bermain, saya tidak menutup kemungkinan ada juga orang-orang yang saya kenal menjadi bagian dari mata rantai percaloan. Itu memang problem klasik yang penuh dilema,” tegasnya.
Mr. KiM menyebut, oknum HRD masih menjadi aktor utama dalam persoalan rekrutmen tenaga kerja yang tidak transparan. “Pihak-pihak lain mungkin hanya bagian kecil dari rantai, karena tetap yang paling dominan menguasai jalur rekrutmen adalah mereka yang punya posisi strategis, yaitu para HRD,” jelasnya.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa tidak semua HRD bersikap curang atau diskriminatif. “Masih banyak HRD yang baik, jujur, dan tidak melakukan praktik kotor. Contohnya, dari sekitar 1.500 pabrik yang ada di Karawang, 400 di antaranya telah aktif mengikuti program pemerintah daerah melalui Info Loker Online Disnaker Karawang,” tambahnya.
Sebagai bentuk autokritik, Mr. KiM mendorong Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk lebih gencar melakukan sosialisasi hingga ke desa-desa dan sekolah-sekolah. Ia menilai, masih banyak generasi muda Karawang yang belum mendapat akses informasi karena keterbatasan kuota internet dan perangkat digital.
“Solusinya, pemerintah harus hadir. Salah satunya dengan menyediakan layanan internet gratis di desa-desa agar informasi lowongan kerja bisa diakses oleh semua kalangan, terutama anak-anak muda,” ucapnya.
Di akhir pernyataannya, ia mengajak seluruh pihak untuk bersatu memajukan Karawang tanpa harus saling menjatuhkan. “Hayu urang babarengan ngamajukeun Karawang. Urang Karawang ulah jadi penonton di kampung sorangan,” pungkas Mr. KiM. (LK)