Karawang, Lintaskarawang.com – 24 November 2024. Sebuah foto yang beredar di grup WhatsApp Forum Jurnalis Karawang & Aktivis memicu kontroversi di tengah masa tenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Dalam foto tersebut, seorang yang diduga bernama Alex Markuez – kemungkinan nama samaran – memposting gambar rekannya, Enung, menunjukkan salam satu jari di rumah duka. Salam tersebut disinyalir mengarah pada ajakan dukungan terhadap salah satu pasangan calon (paslon).
Ironisnya, aksi tersebut terjadi di rumah duka almarhumah Dedeh Sumiati, warga Kosambi 2 Tengah Blok Sawo RT 27 RW 08, yang baru saja berpulang. Situasi tersebut menuai kecaman karena dianggap tidak etis, terlebih di masa tenang Pilkada yang melarang segala bentuk kampanye, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
“Sungguh tidak pantas, di tengah suasana duka malah membawa kampanye. Ini benar-benar tidak beradab,” ungkap salah satu tanggapan di grup lain.
Momen duka yang semestinya menjadi waktu bagi keluarga dan kerabat untuk berbelasungkawa justru dinodai dengan tindakan yang dinilai tidak menghormati situasi. Apalagi, masa tenang Pilkada secara tegas melarang segala bentuk aktivitas kampanye guna memberikan ruang bagi masyarakat untuk merenungkan pilihannya tanpa intervensi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak terkait mengenai insiden tersebut. Namun, masyarakat mendesak agar pihak berwenang, termasuk Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), segera mengambil tindakan tegas atas dugaan pelanggaran ini.
“Kalau dibiarkan, ini bisa menjadi preseden buruk. Masa tenang harus benar-benar steril dari segala bentuk politik praktis,” ujar salah satu aktivis Karawang, Mr Kim.
Pelanggaran terhadap masa tenang Pilkada dapat berimplikasi serius, termasuk sanksi administratif atau pidana bagi pelakunya. Bawaslu Karawang diharapkan segera melakukan penyelidikan untuk memastikan kebenaran dari insiden ini dan menindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku.
Masyarakat pun dihimbau untuk tetap menjaga kondusivitas selama masa tenang dan tidak melakukan tindakan yang berpotensi memicu konflik. Rumah duka, menurut banyak pihak, seharusnya menjadi tempat suci untuk mengenang kepergian almarhumah, bukan sebagai panggung politik. (Red)