Karawang, Lintaskarawang.com – Kekeringan kembali melanda area persawahan di Desa Sampalan dan Sindang Sari, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang. Kondisi ini membuat para petani semakin terhimpit karena tanaman padi terancam gagal panen akibat minimnya pasokan air.
Lahan yang biasanya hijau kini berubah menjadi kering dan retak-retak. Harapan petani untuk menikmati panen raya pun kian pupus di tengah musim kemarau yang berkepanjangan.
Melihat situasi ini, para petani berharap pemerintah daerah, khususnya Dinas Pertanian Karawang, segera turun tangan. Mereka menilai, tanpa langkah nyata, kerugian akan terus berulang dari musim ke musim.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, peran Perum Jasa Tirta (PJT) II juga dinilai sangat penting dalam memastikan aliran air ke persawahan berjalan lancar. Para petani mendesak adanya evaluasi sistem pembagian air agar wilayah Kutawaluya tidak selalu menjadi korban kekeringan.
Kekhawatiran petani semakin besar karena selain kehilangan hasil panen, mereka juga tetap menanggung biaya produksi seperti benih, pupuk, hingga tenaga kerja. Tanpa adanya subsidi atau bantuan darurat, beban kerugian dipastikan semakin berat.
Menanggapi hal tersebut, pihak PJT II melalui Ade Suherman yang akrab disapa Golun, dari SPP Operasional Seksi Rengasdengklok Wilayah II PJT II, menegaskan siap menangani persoalan ini.
“Selain kendala sarana prasarana seperti tanggul kritis, sedimentasi, ditambah tidak adanya ulu-ulu yang mengatur dan memelihara di saluran tersier, faktor sistem pembagian air juga perlu dikomitmenkan di lapangan. InsyaAllah solusinya sedang on progress, kami tangani bersama Pemerintah Daerah Karawang melalui PUPR, juga berkoordinasi dengan pihak BBWS Citarum,” jelas Golun.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah, PJT II, dan pihak terkait lainnya, para petani berharap solusi konkret segera terealisasi sehingga ancaman gagal panen tidak terus menghantui mereka setiap musim kemarau. (LK)