Karawang, Lintaskarawang.com – 13 Mei 2024. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pendidikan yang berkualitas, para pendidik di Karawang harus mulai mempertimbangkan untuk mengubah pola prakarya siswa menjadi lebih berbasis kearifan lokal. Hal ini dilakukan sebagai alternatif dari study tour yang dianggap memiliki risiko tinggi dan memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Menurut salah seorang pengamat pendidikan di Karawang, Drs. Saleh Effendi, MBA, yang juga merupakan Mantan Asda I Pemda Karawang, lebih baik siswa diarahkan kepada study lapangan di daerah pertanian dan industri Karawang. Dengan begitu, mereka dapat belajar langsung bagaimana bercocok tanam padi dan pengetahuan mencangkul di areal pesawahan.
Salah satu keuntungan dari pendekatan ini adalah siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang cara penanggulangan bencana secara langsung. “Siswa akan belajar bagaimana menghadapi bencana alam dengan mengamati secara langsung bagaimana masyarakat setempat mengatasi bencana yang terjadi di Karawang,” tambahnya.
Selain itu, siswa juga akan dibawa untuk mengunjungi berbagai pabrik industri di Karawang. Dengan demikian, mereka dapat mengenal proses produksi di berbagai sektor industri. “Mengunjungi pabrik-pabrik ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa mengenai dunia industri dan proses-produksinya,” ujarnya.
Tak hanya itu, siswa juga akan mendalami wahana lingkungan hidup di sekitar Karawang. Mereka akan diajak untuk mempelajari potensi-potensi lingkungan hidup yang ada, seperti potensi pantai, guna memperluas wawasan mereka tentang lingkungan.
“Semua kearifan lokal tersebut dapat ditemukan di Karawang, sehingga pendekatan ini jauh lebih bermanfaat daripada sekedar melakukan study tour yang hanya sebatas hura-hura,” tutupnya.
Dengan demikian, diharapkan pendekatan prakarya siswa berbasis kearifan lokal dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan bermanfaat bagi siswa, serta mengurangi risiko dan biaya yang diperlukan untuk study tour. (Ddg)
